1. Individu
- Membentuk Kepribadian Muslim yang integral
Kepribadian yang memenuhi 10 Muwashowat Tarbiyah
- Salim Al-Aqidah(bersih akidah)
- Shahih Al-Ibadah (lurus ibadah)
- Matin Al-Khuluq (kukuh akhlak)
- Qadir ‘ala Al-Kasb (mampu mencari penghidupan)
- Mutsaqaf Al-Fikr (luas wawasan berpikirnya)
- Qawiy Al-Jism (kuat fisiknya)
- Mujahid Linafsih (pejuang diri sendiri)
- Munazham fi Syu’unih (teratur urusannya)
- Haris ‘ala Waqtih (memperhatikan waktunya)
- Nafi’ li Ghairih (bermanfaat bagi orang lain)
- Membentuk Kepribadian Da’iyah
Islam tidak
menuntut seseorang shalih secara pribadi tetapi juga ia harus mampu
membuat shalih lingkungannya. Apalagi, dalam sejarah Islam, jelas sekali
para wanita muslimah generasi pertama—zaman Rasulullah—pun turut
berdakwah.
- Memberikan Pelatihan Aktivitas dan Mendapatkan Pengalaman
Tarbiyah
bukan hanya forum kajian keilmuan, akan tetapi ia juga merupakan
praktek lapangan. Akhwat dilatih untuk menunaikan tugas dakwah, sejak
melakukan dakwah fardiyah, melakukan dakwah umum kepada masyarakat, dan
dakwah khusus dengan membina akhwat lain. Caranya, dengan melibatkan
akhwat muslimah ke dalam kepanitiaan atau organisasi.
- Mendapatkan Keterampilan Praktis
Para
akhwat muslimah hendaknya dibekali dengan keterampilan teknis dan
praktis. Keterampilan teknis seperti keterampilan rumah tangga: memasak,
menjahit, menata rumah, pertolongan pertama pada kecelakaan, dll,
penting diberikan kepada akhwat muslimah. Keterampilan praktis seperti
komunikasi politik, berorasi, menyampaikan pendapat, mengkritik,
menyusun argumen, bahkan membuat dan menyampaikan makalah pun penting
diberikan kepada akhwat muslimah. Walaupun tidak semua akhwat muslimah terjun ke ranah politik tetapi semua akhwat harus memiliki kesadaran dan kepekaan politik.
Penguasaan akhwat muslimah terhadap
teknologi pun diharapkan mampu dipenuhi sebagai salah satu hal yang
mempermudah gerak dakwah di lapangan.
2. Keluarga
Mendapatkan Suami Muslim yang Mendukung Dakwah
Tarbiyah
bagi akhwat muslimah diharapkan mampu mengarahkan proses pernikahan yang
sesuai kaidah syariat dan kemaslahatan dakwah. Akhwat muslimah bisa
mendapatkan pria yang mendukung dakwah dan mengoptimalkan berbagai
potensi positif setelah menjalani kehidupan berumah tangga.
- Membentuk Keluarga yang Dipenuhi Bimbingan Islam
Keluarga
menurut Hibbah Rauf Izzat adalah unit yang angat mendasar di antara
unit-unit pembangunan semesta. Oleh karena itu, pembentukan keluarga
yang didirikan di atas motivasi ibadah membutuhkan pengelola yang
memahami bahwa mereka sedang membangun peradaban besar. Subhanallah.
Dengan tarbiyah, diharapkan akhwat muslimah dapat menyadari posisi, peran, dan tanggung jawab dalam rumah tangga.
- Membentuk Keluarga yang Terlibat Amal Islami
Sejak
sebelum menikah, akhwat muslimah sudah diarahkan proses tarbiyah untuk
aktif terlibat pada amal islami. Setelah menikah dan berkeluarga,
tarbiyah tetap mengarahkan akhwat muslimah untuk mengambil peran
signifikan dalam upaya perbaikan masyarakat.
Tarbiyah
bukan saja sebuah proses yang mendidik orientasi, namun juga
mengembangkan ilmu dan keterampilan akhwat muslimah untuk mengambil
peran dalam amal islami bersama dengan semua anggota keluarga.
3. Masyarakat
- Menumbuhkan Kepekaan Hati dan Jiwa Sosial
Dengan
tarbiyah, akhwat muslimah diharapkan tanggap pada problematik sosial
kemasyarakatan sehingga mampu mengambil peran dlaam perbaikan
masyarakat. Adapun cara yang bisa ditempuh adalah dengan bersosialisasi
dengan lingkungan, mengakses banyak media, dan membuka diri terhadap
informasi.
- Mempersiapkan Akhwat untuk Peran Peradaban
Menurut hadits riwayat Muslim, Zainab
binti Jahsy bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa juga
sedang ada di antara kami ada orang-orang yang masih melakukan
kebaikan?”
Rasulullah menjawab: ” Ya, apabila kejahatan telah merata.”
Akhwat muslimah bukan saja rahim tempat
bersemayamnya para pemimpin tetapi juga sebagai pendidik para pelaku
sejarah dari zaman ke zaman. Oleh karena itu, ia lebih dari sekedar
pelaku sejarah itu sendiri.
Peran
peradaban yang harus ditunaikan akhwat muslimah adalah melahirkan dan
mendidik generasi berkualitas, terlibat dalam urusan sosial, politik,
ekonomi pemerintahan, menunaikan kewajiban dakwah, dan amar ma’ruf nahi munkar.
- Mempersiapkan Akhwat untuk Peran Kepemimpinan
Wanita boleh dijadikan pemimpin. Menurut Ibnu Hazm, salah satu ulama madzhab Hambali, dalam kitab Al-Muhala ia berpendapat bahwa jabatan yang tidak boleh diserahkan kepada wanita hanyalah ri’asah ad-daulah atau pemimipin negara.
Tarbiyah
islamiyah mencetak bukan saja kader tetapi pemimpin yang memiliki
potensi dan keterampilan dalam memimpin. Dengan demikian, para akhwat
harus disiapkan untuk mengemban amanah kepemimpinan dalam berbagai
urusan, khususnya yang menyangkut permasalahan kewanitaan.
4. Dakwah
- Memenuhi Sumber Daya Akhwat Berkualitas di Berbagai Bidang
Islam yang
universal menuntut dakwah yang integral—dakwah yang menyentuh semua lini
kehidupan—sehingga dibutuhkan kompetensi kritis di berbagai
spesialisasi ilmu yang tidak mungkin terhimpun hanya pada satu orang.
Dakwah
tidak hanya memerlukan ustadz dan ustadzah yang memiliki kapasitas dan
menguasai ilmu-ilmu syariat tetapi dakwah pun memerlukan kehadiran
dokter, politisi, ekonom, teknolog, praktisi hukum, farmasis. ahli
pertasnian, jurnalis, pekerja seni-sastra-budaya dan lainnya. Oleh
karena itu, dengan tarbiyah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
kualifikasi sumber daya manusia dari berbagai bidang yang diperlukan
dakwah, tak terkecuali akhwat muslimah.
Memperluas Medan Dakwah Akhwat
Penyebaran
dakwah islam ke seluruh pelosok negeri membutuhkan akhwat muslimah yang
memiliki kepribadian islam dan kepribadian aktivis.
Oleh karena itu, tarbiyah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kader
dakwah di berbagai wilayah, tidak hanya di perkotaan tetapi juga ke
seluruh pelosok negeri.
Mendorong Akhwat untuk Bekerjasama Dakwah dengan Berbagai Perkumpulan Perempuan
Salah satu misi dakwah adalah sebagai pemersatu dari berbagai
elemen masyarakat muslim. Dakwah memerlukan partisipasi dari seluruh
elemen masyarakat sehingga perlu adanya sinergitas para pelaku dakwah
dengan kalangan-kalangan yang telah bergerak lebih dahulu dalam
pengabdian masyarakat.
Tarbiyah
mendorong para akhwat melakukan upaya perluasan dakwah dengan menjalin
kerja sama dengan berbagai pihak dan mengajarkan untuk menebar kebajikan
di setiap tempat di setiap waktu.
0 komentar:
Posting Komentar