Rabu, 30 Oktober 2013

1. Termasuk Empat Bulan Haram (Suci)
Allah berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36)
Yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang karena disucikannya keempat bulan tersebut. Oleh karena itu, ia juga dinamakan Syahrullah Asham شهر الله الأصم, yang artinya Bulan Allah yang Sunyi karena larangan berperang itu.
Dari Abu Bakrah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

2. Dinamakan Syahrullah atau Bulan Allah
Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.” Sementara Imam As Suyuthi menjelaskan bahwa  berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dengan nama Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dengan Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah).

3. Bulan Kemenangan Musa atas Firaun
Dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, beliau menceritakan,

لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari)

4. Disunnahkan Puasa Asyura
Pada hari Asyura tersebut, tanggal 10 Muharram, disunnahkan untuk melaksanakan puasa.
Dari Humaid bin Abdir Rahman, ia mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Wahai penduduk Madinah, di mana ulama kalian? Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini hari Asyura, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mewajibkan shaum kepada kalian di hari itu, sedangkan saya shaum, maka siapa yang mau shaum hendaklah ia shaum dan siapa yang mau berbuka hendaklah ia berbuka.” (HR Bukhari 2003)
Adapun keutamaan shaum tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Abu Qatadah, bahwa shaum tersebut bisa menghapus dosa-dosa kita selama setahun yang telah lalu (HR Muslim 2/819)
Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas beliau berkata: “Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya.”

5. Disunnahkan Puasa Tasua untuk Berbeda dengan Yahudi
Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa tanggal 9 Muharram untuk membedakan diri dengan orang Yahudi yang hanya melaksanakan puasa tanggal 10 Muharram.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shaum Assyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakannnya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah hari tersebut (assyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya”. Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal sebelum sampai tahun berikutnya” (HR Muslim 1134)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shaumlah kalian pada hari assyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Shaumlah kalian sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR Ath-Thahawy dan Baihaqy serta Ibnu Huzaimah 2095)

6.Puasa Sunnah tanggal 11 Muharram
Sebagian ulama berpendapat, dianjurkan melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram, setelah puasa Asyura’.

صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما

“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Hadis ini dihasankan oleh Syaikh Ahmad Syakir. Hadis ini juga dikuatkan hadis lain, yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra dengan lafadz:

صوموا قبله يوماً وبعده يوماً

“Puasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”
Menurut Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth, hadits ini dha’if. Sementara Imam Ahmad mengatakan, “Jika awal bulan Muharram tidak jelas maka sebaiknya puasa tiga hari: (tanggal 9, 10, dan 11 Muharram), Ibnu Sirrin menjelaskan demikian. Beliau mempraktekkan hal itu agar lebih yakin untuk mendapatkan puasa tanggal 9 dan 10.”

7. Meluaskan Belanja pada Hari Asyura
Dari hadits Abi Said Al Khudhri Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Siapa yang meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan atasnya belanja selama setahun.”
Oleh sebagian ulama hadits, hadits ini dilemahkan, namun sebagian lainnya mengatakan hadits ini shahih, lalu sebagian lainnya mengatakan hasan. Menurut Imam An Nawawi hal ini adalah amal yang dasar hukumnya lemah.
Yang menshahihkan di antaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi dan Ibnu Nashiruddin. As Suyuthi dan Al-Hafidz Ibnu Hajarmengatakan bahwa karena begitu banyaknya jalur periwayatan hadits ini, maka derajat hadits ini menjadi hasan bahkan menjadi shahih.
Sehingga Ibnu Taimiyah di dalam kitabnya Al Ikhtiyarat termasuk yang menganjurkan perbuatan ini di hari Asyura.

8. Bersedekah pada Hari Asyura
Rasulullah bersabda, “Siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun.”
Pada hari itu juga disunnahkan untuk bersedekah, menurut kalangan mazhab Malik. Sedangkan menurut mazhab lainnya, tidak ada landasan dalil yang secara khusus menyebutkan hal itu dan kuat derajat haditsnya. Sebabnya adalah mereka mendhaifkan hadits tersebut di atas.
Sedangkan bersedekah dengan dasar keumuman keutamaan bulan Muharram dan keumuman sunnah shadaqah, maka hukumnya mubah.

Jumat, 25 Oktober 2013

“JIKA seorang istri melakukan shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kemaluannya dan menaati suaminya, niscaya dia akan memasuki surga Tuhannya,” demikian hadits Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Bahkan dalam hadits lain disebutkan, “Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Khalik (Sang Pencipta).” (HR. Ahmad).

Syariat Islam telah mengatur hak suami terhadap istri dengan cara menaatinya (selama ia tidak keluar dari Syariat dan hukum Allah). Istri harus menaati suami dalam segala hal yang tidak berbau maksiat, berusaha memenuhi segala kebutuhannya sehingga membuat suami ridha kepadanya.

Bagai aktivis perempuan di mana ia telah terpenjara oleh kampanye Barat tentang “kesetaraan”, hadits ini pasti merisaukan. Sebab, baginya, ketaatan pada suami hanya akan membuatnya menjadi “sub-ordinasi” kaum pria.

Hanya orang-orang yang rela dan ridho melaksakan perintah Allah Subhanahu Wata’ala, yang di dadanya dipenuhi nikmat Iman dan Islam saja yang mampu mentaati perintah suaminya.

Ia rela menjauhi sesuatu, jika suami melarangnya. Ia berlapang dada jika suami menasihatinya. Bahkan ia rela tidak menerima tamu pria –baik kerabat jauh sekalipun-- ketika suami bepergian atau berada di luar rumah.

Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) bersabda, “Ketahuilah bahwa kalian mempunyai hak atas istri kalian dan istri kalian juga mempunyai hak atas kalian. Adapun hak kalian atas istri kalian adalah tidak mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian.” (HR. At-Tirmidzi)

Istri Yang Taat

Istri yang taat adalah istri yang mengetahui kewajibannya dalam agama untuk mematuhi suaminya dan menyadari sepenuh hati betapa pentingnya mematuhi suami. Istri harus selalu menaati suaminya pada hal-hal yang berguna dan bermanfaat, hingga menciptakan rasa aman dan kasih sayang dalam keluarga agar perahu kehidupan mereka berlayar dengan baik dan jauh dari ombak yang membuatnya bergocang begitu hebat.

Sebaliknya, Islam telah memberikan hak seorang wanita secara penuh atas suaminya, di mana Islam memerintahkannya untuk menghormati istrinya, memenuhi hak-haknya dan menciptakan kehidupan yang layak baginya sehingga istrinya patuh dan cinta kepadanya.

Kewajiban menataati suami yang telah ditetapkan agama Islam kepada istri tidak lain karena tanggung jawab suami yang begitu besar, sebab suami adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan dia bertanggungjawab atas apa yang menjadi tanggungannya. Di samping itu, karena suami sangat ditekankan untuk mempunyai pandangan yang jauh ke depan dan berwawasan luas, sehingga suami dapat mengetahui hal-hal yang tidak diketahui istri berdasarkan pengalaman dan keahliannya di bidang tertentu.

Istri yang bijaksana adalah istri yang mematuhi suaminya, melaksanakan perintahnya, serta mendengar dan menghormati pendapat dan nasihatnya dengan penuh perhatian. Jika dia melihat bahwa di dalam pendapat suaminya terdapat kesalahan maka dia berusaha untuk membuka dialog dengan suaminya, lalu menyebutkan kesalahannya dengan lembut dan rendah hati. Sikap tenang dan lembut bak sihir yang dapat melunakkan hati seseorang.

Ketaatan kepada suami mungkin memberatkan seorang istri. Seberapa banyak istri mempersiapkan dirinya untuk mematuhi suaminya dan bersikap ikhlas dalam menjalankannya maka sebanyak itulah pahala yang akan didapatkannya, karena seperti yang dikatakan oleh para ulama salaf, “Balasan itu berbanding lurus dengan amal yang dilakukan seseorang.” Tidak diragukan bahwa istri bisa memetik banyak pahala selain taat kepada suami seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lainnya, namun pahala yang didapatkannya tidak sempurna jika tidak mendapatkan pahala dalam menaati suaminya, menyenangkan hatinya dan tidak melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

Kita atau Anda mungkin menemukan benih-benih kesombongan mulai merasuki istri Anda, maka ketika itu hendaklah Anda berlapang dada kemudian menasihatinya dengan sepenuh hati.

Layaknya sebuah perusahaan, pernikahan juga akan mengalami ancaman serius berupa perselisihan dan sengketa antara individu yang ada di dalamnya.

Suami adalah pelindung keluarga berdasarkan perintah Allah kepadanya, maka dialah yang bertanggungjawab dalam hal ini. Sebab, keluarga adalah pemerintahan terkecil, dan suamilah “rajanya”, sehingga dia wajib dipatuhi.

Allah Ta’ala telah berfirman;

لرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيّاً كَبِيراً

“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya.” (QS. An-Nisaa` [4] : 34)

Batas-batas ketaatan

Kewajiban istri untuk menaati suaminya bukan bukan ketaatan tanpa batasan, melainkan ketaatan seorang istri yang shalih untuk suami yang baik dan shalih, suami yang dipercayai kepribadiannya dan keikhlasannya serta diyakini kebaikan dalam tindakannya.

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Tidak ada ketaatan dalam hal berbuat
maksiat akan tetapi ketaatan adalah pada hal-hal yang baik.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud).

Ketaatan istri ini harus dibarengi oleh sikap suami yang suka berkonsultasi dan meminta masukan dari istrinya sehingga memperkuat ikatan batin dalam keluarga.

Konsultasi antara suami dan istri pada semua hal yang berhubungan dengan urusan keluarga merupakan sebuah keharusan, bahkan hal-hal yang harus dilakukan suami untuk banyak orang. Tidak ada penasehat yang handal melebihi istri yang tulus dan mempunyai banyak ide cemerlang untuk suaminya. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam suka berkonsultasi dengan istri-istrinya dan mengambil pendapat mereka dalam beberapa hal penting.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah berskonsultasi kepada istrinya, Ummu Salamah pada kondisi yang sangat penting di kala para shahabat enggan menyembelih unta dan mencukur rambutnya. Ketika itu Ummu Salamah meminta Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk melakukannya terlebih dahulu dan tidak berbicara kepada siapapun. Demi melihat hal itu, para shahabat pun melakukannya. Sungguh pendapat Ummu Salamah sangat brilliant!

Akhirnya, marilah kita berislam secara benar. Benar dalam pengertian sesuai yang diajarkan oleh Allah dan Rasulnya. Jika tidak, kita akan terus menyesuaikan agama ini dengan ajaran-ajaran yang tidak dibenarkan.

Saat ini banyak orang sedang gandrung dengan slogan kesetaraan gender dan feminism. Isme-isme atau paham seperti ini hanyalah solusi masyarakat Barat untuk keluar dari sebuah krisis ketidakadilan yang sedang menimpa mereka, bukan untuk wanita-wanita Muslim. Sudah banyak terbukti, paham-paham seperti ini, telah menjauhkan wanita Muslim pada tauhid.

Islam dan Allah Subhanahu Wa ta’ala telah mengatur sedemikian rupa tentang hak-hak suami-istri, sesuai porsinya. Sekiranya masih ada yang curiga seolah-olah semua ketetapan Allah Subhanahu Wa ta'ala itu masih kurang proposional, sama halnya kita menganggap otak kita-lah yang lebih cerdas dari ketetapan Allah Subhanahu Wa ta’ala. Walhasil, marilah mengikuti al-Qur`an dan hadits saja dalam menjalankan bahtera pernikahan ini, agar kita bisa benar-benar merasakan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Aamiin.


Sumber :  http://www.islamedia.web.id

Kamis, 24 Oktober 2013

01. Ia ada di sepertiga malam terakhir. Kala banyak manusia lelap tertidur, di dini hari yang dingin ia menangis, mohon ampun atas segala dosanya. Berdoa, dan mengadu pada Sang Maha Bijaksana.

02. Ia berada dalam rumah, di saat banyak teman-teman atau tetangganya berkumpul ngobrol sia-sia bahkan bergosip dan membicarakan kejelekan orang lain.

03. Ia tak berhias selain untuk suaminya. Meski mungkin teman-temannya, tetangga-tetangganya, bahkan saudara-saudaranya selalu memoles wajahnya dengan bedak tebal, lipstik, perona pipi, bulu mata atau eye shadow agar tampak cantik. Ia tetap kuat tak tergoda, tetap polos wajahnya di kala banyak wanita memilih bermetamorfosis saat keluar rumah.

04. Ia lebih memilih berada di masjid dan majelis-majelis ilmu daripada jalan-jalan dan cuci mata di mall-mall.

05. Ia sangat terjaga lisannya. Tak mungkin mencaci maki orang lain. Bukan levelnya untuk mengeluarkan kata-kata buruk apalagi membicarakan aib orang lain. Ia sangat menjaga agar orang lain aman dari ucapannya.

06. Ia juga amat menghormati ibunya. Tak setitikpun memiliki kata dan sikap yang bisa melukai wanita yang telah melahirkannya. Tak pernah sekalipun ia berani membuat wanita mulia itu meneteskan air mata kesedihan. Begitu teramat berharga seorang ibu baginya.

07. Wanita shalihah, pasti takut pada Allah. Ia sangat peduli dengan dosa-dosa yang dimiliki. Ia sangat care untuk tak pernah lagi melakukan tindakan-tindakan yang melanggar syariat. Ia selalu menjadikan segala dosa dan kemaksiatan di masa lalu sebagai cermin agar tak pernah terulang lagi.


Kapan ya aku bisa seperti itu....???? Ya Allah...bimbinglah aku agar aku bisa menjadi wanita yang shalihah......

Senin, 21 Oktober 2013

kawan... 
suatu ketika mungkin kita pernah jatuh hati... 
memendam rasa.. 
atau suka pada seseorang yang kita kagumi 
namun... 
banyak sekali yang salah mengekspresikan cinta 
hingga ia terpadaya dengan cintanya 
sahabatku... 
marilah kita alihkan energi cinta kita bukan untuk melihat... 
bukan hanya untuk memikirkan  
bahwa dirinya lah yang terbaik bagi kita
namun untuk mempersiapkan.. 
sehingga jika suatu saat kelak 
Allah telah berikan pada kita satu yang tepat untuk diri kita kita akan komitment dengan dirinya 
sahabatku... 
para pencinta sejati... 
bukanlah ia yang mengubar-ngubar pesona cintanya 
namun 
para pencinta sejati... 
adalah ia yang siap untuk komitmen memberikan cintanya hanya untuk yang halal bagi dirinya
saudaraku..
.mari kita bangun cinta hingga cinta kekal sampai surga 

 Jangan Jatuh Cinta, Tapi Bangun Cinta - Lirik Maidany


Di sini pernah ada rasa simpati
Di sini pernah ada rasa mengagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu ke dalam hati ini
Menjadi penghuni...

Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri...
Namun Ternyata semua hanya permainan nafsu
Untuk memburu cinta yang semu
Aku Tertipu...
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam 2 x
Pada seseorang...

Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan
Saat ijab qabul telah tertunaikan 2 x
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang ku tanam 5 x

Minggu, 20 Oktober 2013

Waktu demi waktu telah berlalu dengan cepatnya, berbagai hal pun banyak terjadi seakan menghiasi hari-hari yang ku lalui, silih berganti dan tiada henti. Umur pun semakin tua tak terasa, tanpa sadar berapa banyak dosa yang telah ku perbuat dan berapa kebaikan yang kelak dapat ku harap. 
Terasa hambar hari-hari yang ku lalui ketika hati dalam keadaan futur yang berkepanjangan, berharap hidayah menghampiri hingga dapat ku rasakan manisnya iman, indahnya taqwa dan gregetnya ibadah yang didasari keikhlasan dan kesabaran dalam menjalaninya demi mengharap ridho Allah semata. Hati terasa ingin berontak dan menangis tersedu mencurahkan segala onak yang terpendam, berduaan dengan Rabb semesta alam di sepertiga malamNya. Terasa indah jika kebiasaan itu dapat terukir dalam setiap hariku, namun sangat sulit sekali untuk melakukan itu. Entah apa yang menghalanginya sehingga sulit sekali mempertahankan hidayah yang telah ku dapat, setiap harinya seperti hanya sekedar menunaikan dan menghapus kewajiban yang dipikul pada masing-masing insan. Padahal ku tau dalam melakukan sesuatu harus didasari rasa ikhlas lillahi ta'ala. Aku tak ingin waktu ku berlalu tanpa hal yang bermanfaat. Di saat melihat sosok wanita yang anggun dengan jilbabnya yang terulur, pandangannya yang meneduhkan dengan pancaran iman di matanya, dan suara lembut yang penuh kehati-hatian menjaga lisannya, seluruh aktifitasnya terjaga, iri melihat pemandangan yang demikian, ingin hati ku sepertinya dengan sebutan wanita sholihah namun apa yang ada pada dirinya sama sekali belum ku miliki. Dulu ketika awal mengenal islam terasa banget manisnya iman dan indahnya ibadah dengan semangat yang menggebu-gebu, serasa ada kekuatan dahsyat yang mendorongnya, tapi mengapa sekarang terasa biasa saja, faktor apa sebenarnya yang mempengaruhinya? Kenapa tidak semanis dan seindah waktu awal dulu? rasa ingin kembali diawal waktu ku mengenal yang namanya dakwah dulu. Waktu dulu ibadahku terasa lekat banget dihati, namun kenapa sekarang sama sekali tidak ada gregetnya? Ya Allah berilah aku hidayah agar aku bisa dekat denganMu. Khusyuk dalam sholatpun adalah hal yang langka bagiku, aku ingin sekali ketika sholat merasa tenang dan khusyuk, ketika melaksanakan ibadah yang lain juga diiringi dengan keikhlasan, tetapi sulit sekali.
Menjadi wanita sholihah yang Qur'ani adalah impian yang tak pernah terhapus dari benakku namun untuk mencapai impian itu sangat sulit, kalau ditinjau dari berbagai aspek yang ada pada diriku masih sangat belum mencerminkan sebagai sosok wanita yang sholihah. Ya Allah apa yang harus ku lakukan agar aku bisa beribadah dengan khusyuk dan ikhlas? Agar aku bisa sangat dekat denganMu? Ya Allah bimbinglah aku menuju jalanMu. Aku butuh penyemangat yang bisa mendorong gairah imanku agar lebih baik lagi dalam beribadah, sehingga impianku untuk menjadi wanita sholihah yang Qur'ani dapat tercapai dan bisa istiqomah hingga akhir hayat, mati dalam keadaan khusnul khotimah. Amin....
Semoga setelah tercurahnya coretan ini akan menjadikan penyemangat untuk kualitas ibadahku jadi lebih baik lagi.

Jumat, 18 Oktober 2013


Bismillahirohmanirrohim......
Ya Allah, bantulah aku untuk mengingatMu, mensyukuriMu, dan beribadah padMu dengan sebaik-baiknya. Ya Allah, bagiMu segala pujian, Engkau cahaya Langit dan Bumi, serta segala apa yang ada di dalamnya. BagiMu segala pujian, Engkau pengurus Langit dan Bumi, serta segala apa yang ada di dalamnya. BagiMu segala pujian, Engkau Maha Benar, janjiMu benar, pertemuan denganMu benar, surgaMu benar, nerakaMu benar, para nabi dan utusanMu benar, hari kiamat benar, dan Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam benar.

Ya Allah, kepadaMu aku berserah diri dan terhadapMu aku beriman, hanya kepadaMu aku bertawakal dan hanya kepadaMu aku kembali, karena Engkaulah aku bertengkar dan kepadaMu aku berhukum. Maka, ampunilah (kesalahan-kesalahan) yang terlanjur aku lakukan, yang belum aku lakukan, yang aku rahasiakan dan yang aku nampakkan. Engkau Tuhanku, tiada Tuhan serta sesembahan yang benar untuk disembah melainkan Engkau semata, tiada sekutu bagiMu. MilikMu semua kerajaan, bagiMu segala pujian, dan hanya kepunyaanMu segala sanjungan yang baik.

“Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”
Puji syukur Kehadirat-Mu ya Allah atas segala nikmat yang engkau berikan kepadaku, kepada kedua orang tuaku, kepada saudara-saudaraku dan kepada semua hamba-Mu
Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa saudara-saudaraku dan dosa semua hamba-Mu.
Ya Allah mudahkanlah segala urusan kedua orang tuaku, lindungi mereka dari marabahaya, selamatkanlah mereka dunia dan akhirat, berikanlah mereka hidayah, jadikanlah mereka orang yang selalu menegakkan sholat, sejahterakanlah hidup mereka dan berilah mereka kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ya Allah jadikanlah aku wanita yang sholihah, berakhlaq Qur’ani, senantiasa istiqomah dijalan-Mu, taat kepada-Mu dan senantiasa bersyukur atas nikmat-Mu dan bersabar atas ujian-Mu
Ya Allah, jauhkanlah kami dari siksa kubur da sisksa api neraka dan selamatkanlah kami didunia dan akhirat
"Ya Allah, cukupilah aku dengan rizki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari yang haram, perkayalah aku dengan karunia-Mu (supaya aku tidak meminta) kepada selain-Mu."
Ya Allah, jauhkanlah aku sari harta yang haram dan harta yang riba.
Ya Allah jauhkanlah aku dari kemiskinan dan kekufuran, lapangkanlah rizkiku dan jadikanlah aku orang yang dermawan.
“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kejelekan amalan yang telah aku kerjakan dan yang belum aku kerjakan.”
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk, ketaqwaan, diri yang terjaga dan kecukupan kepada-Mu.”
Ya Allah! Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.”
“Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, perkenankanlah doaku. Ya Rabb kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan seluruh orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).”
‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Berikanlah hidayah taufik padaku untuk merasakan manisnya iman, untuk bertawakkal, bersikap ihsan, ikhlas dan istiqomah melakukan segala amalan yang Engkau cintai Ya Allah,
Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu Selamatkan kami dari semua yang tidak takut kepada-Mu  Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur. Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami. Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami, Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara. Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami “ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”. Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan hati kami. Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya. Engkau pencipta dan pelindungnya

Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkan antar hati kami Tunjuki kami jalan keselamatan Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang. Jadikan kumpulan kami jama’ah orang muda yang menghormati orang tua Dan jama’ah orang tua yang menyayangi orang muda Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman. Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian
Kami memohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agung sebagai musim bunga hati kami, Cahaya hati kami, Pelipur sedih dan duka kami Pencerah mata kami.
"Ya Allah, tolonglah aku dalam menjalankan agama yang merupakan pelindung segala urusanku. Elokkanlah urusan duniaku yang merupakan tempat aku mencari kehidupan. Elokkanlah urusan akhiratku yang merupakan tempat aku kembali. Jadikanlah kehidupanku ini sebagai tambahan segala kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai ketenangan bagiku dari segala kejahatan."
"Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Ya Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan bala tentaranya, atau aku melakukan kejahatan terhadap diriku atau yang aku tujukan kepada seorang muslim lain."
"Ya Allah, ampunilah dosaku, curahkanlah rahmat-Mu kepadaku dan temukanlah aku dengan teman yang tinggi derajatnya."
Ya Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau maha mendengar dan Mengetahui, dan termalah taubat kami, sesungguhnya Engkau penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan lancarkanlah lidahku serta mudahkanlah urusanku
Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau Maha Penyayang diantara yang menyayangi

Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu kedalam golongan hamba-hambaMu yang Sholeh.
Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari perbuatan yang tidak Engkau ridhoi.
Ya Tuhanku tolonglah aku dari kaum yang berbuat kerusakan.
Ya Tuhanku berikanlah aku kebaikan di dunia dan akhirat, dan jauhkanlah aku dari api neraka.

Ya Tuhanku janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan berilah kami rahmat, sesungguhnya Engkau adalah dzat yang banyak pemberiannya.

‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fintah AlMasih Dajjal. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan utang.’
Wahai Allah, hanya kepadaMulah aku menghadap, denganMu aku berpegang, padaMu aku bertawakal dan kepadaMu aku berserah diri. Engkau kepercayaanku, Engkau harapanku, Engkau tempat bernaung dan perlindunganku. Mulialah yang berlindung kepadaMu, agunglah sanjunganMu dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar melainkan Engkau. BagiMu segala pujian kepunyaanMu segala karunia dan milikMu semua sanjungan yang indah.

Ya Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, kabulkanlah do’a-do’aku, Amin…..